Rabu, 30 Maret 2022

“SERBA SERBI PUBLIC RELATION DI ERA DIGITAL”


Apakah pernah kalian berfikir Public Realition hanya tentang public speaking face to face saja? Eits jika kalian pernah berfkir seperti itu, kalian salah besar. Karena didalam Public Realition atau yang biasa kita sebut dengan PR tidak hanya mempelajari tentang public speaking face to face saja loh. Lalu apa saja sih yang kita pelajari didalam PR? Dan hal apa saja yang bisa dilakukan oleh seorang PR di Era digital? Berikut serba-serbi PR di era digital.

Dahulu sebelum internet berkembang pesat seperti saat ini, praktisi PR sangat bergantung pada media cetak dan elektronik, seperti koran, radio, dan televisi. Namun semua itu berubah semenjak internet hadir ditengah-tengah masyarakat. PR Digital banyak menggunakan media berbasis internet dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tujuannya pun sama yakni untuk menciptakan  citra yang baik dan membangun branding.

Tugas dari seorang PR digital yakni menjaga reputasi online suatu perusahaan beserta lini bisnisnya. Mulai dari membangun koneksi, mengatasi krisis komunikasi, dan memperbaiki relasi dengan konsumen. Selain itu dengan adanya PR digital diharapkan mampu untuk menjaga buhungan komunikasi antara brand dan publiknya terus terjaga dan saling menguntungkan satu sama lain.

Dalam menyampaikan pesan-pesan brand Praktisi PR digital telah diakui lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan iklan. Mengapa hal itu bisa terjadi? Hal ini bisa terjadi karena PR digital memungkinkan brand-brand untuk berkomentar diberbagai jaringan media. Salah satunya media sosial yang mereka miliki. Namun tidak semua media efektif digunakan dalam berkampanye, hanya media yang memang populer dan relevan dengan target pasar yang kita tuju. 

Disini tugas PR digital yakni untuk menjaga konsumen agar tetap loyal, tentu dengan menghadirkan pendekatan-pendekatan untuk tiap produk yang dirilis. Karena dengan reputasi yang baik tentu akan memberikan laju penjualan yang baik pula.




Nama : Syafiatul Amalah

NIM : 04020120065

Kelas : A4

Prodi      :       KPI

Tugas    :      Tugas Artikel Matakuliah Public Realition

Tema: Pentingnya Public Realition/Humas/Marketing

Senin, 20 Desember 2021

Hadits riwayat Bukhari, Tentang pengiriman Muadz bin Jabal ke Yaman untuk berdakwah

 

Hadits ini merupakan hadits yang menjelaskan perintah untuk beriman kepada Allah SWT dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Kemudian berisi perintah sholat lima waktu dalam satu hari satu malam, yakni sholat subuh, sholat dhuhur, sholat ashar, sholat maghrib, dan sholat isya’. Dan yang ketiga yakni perintah untuk bershodaqoh wajib (zakat). Karena di dalam harta yang kita miliki ada sebagian harta milik orang-orang fakir, miskin. Jangan sampai kita membelanjakan harta orang miskin untuk kepentingan pribadi. Karena do’a orang yang terdzolimi merupakan do’a yang mustajab.

Dari pemaparan di atas, dapat kita simpulkan ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yakni:

1.             Senantiasa beriman kepada Allah SWT

2.             Sholat lima waktu

3.             Menunaikan zakat

 

A.           HADIST BUKHARI NO – 1401

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا زَكَرِيَّاءُ بْنُ إِسْحَاقَ عَنْ يَحْيَى بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَيْفِيٍّ عَنْ أَبِي مَعْبَدٍ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ حِينَ بَعَثَهُ إِلَى الْيَمَنِ إِنَّكَ سَتَأْتِي قَوْمًا أَهْلَ كِتَابٍ فَإِذَا جِئْتَهُمْ فَادْعُهُمْ إِلَى أَنْ يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لَكَ بِذَلِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لَكَ بِذَلِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لَكَ بِذَلِكَ فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqatil telah mengabarkan kepada kami 'Abdullah telah mengabarkan kepada kami Zakariya' bin Ishaq dari Yahya bin 'Abdullah bin Shayfiy dari Abu Ma'bad sahayanya Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berkata, kepada Mu'adz bin Jabal Radhiyalahu'anhu ketika Beliau mengutusnya ke negeri Yaman: "Sesungguhnya kamu akan mendatangi kaum Ahlul Kitab, jika kamu sudah mendatangi mereka maka ajaklah mereka untuk bersaksi tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka telah mentaati kamu tentang hal itu, maka beritahukanlah mereka bahwa Allah mewajibkan bagi mereka shalat lima waktu pada setiap hari dan malamnya. Jika mereka telah mena'ati kamu tentang hal itu maka beritahukanlah mereka bahwa Allah mewajibkan bagi mereka zakat yang diambil dari kalangan orang mampu dari mereka dan dibagikan kepada kalangan yang faqir dari mereka. Jika mereka mena'ati kamu dalam hal itu maka janganlah kamu mengambil harta-harta terhormat mereka dan takutlah terhadap do'anya orang yang terzholimi karena antara dia dan Allah tidak ada hijab (pembatas yang menghalangi) nya.

B.            JALUR SANAD

Abdullah bin 'Abbas bin 'Abdul Muthallib bin Hasyim - Nafidz, maula Ibnu 'Abbas - Yahya bin 'Abdullah bin Muhammad bin Shaifiy - Zakariya bin Ishaq - Abdullah bin Al Mubarak bin Wadlih - Muhammad bin Muqatil.

Ø   Nama lengkap Muhammad bin Muqatil. Dari kalangan Tabi'in kalangan biasa. Kuniyah Abu Al-Hasan. Negeri semasa hidup di Baghdad. Wafat pada tahun 226 H.

Ø   Nama lengkap Nafidz, maula Inbu 'Abbas. Kalangan Tabi'in kalangan pertengahan. Kuniyah Abu Ma'bad. Negeri semasa hidup Marur Rawdz. Wafat pada tahun 104 H.

Ø   Nama lengkap Yahya bin 'Abdullah bin Muhammad bin Shaifiy. Kalangan Tabi'in (tidak jumpa Shahabat). Kuniyah Negeri semasa hidup di Marur Rawdz. Wafat -

Ø   Nama lengkap Zakariya bin Ishaq. Kalangan Tabi'in (tdk jumpa Shahabat). Kuniyah Negeri semasa hidup di Marur Rawdz. Wafat -

Ø   Nama lengkap Abdullah bin Al Mubarak bin Wadlih. Kalangan Tabi'ut Tabi'in kalangan pertengahan. Kuniyah Abu 'Abdur Rahman. Negeri semasa hidup di Himash. Wafat pada tahun 181 H.

Ø   Nama Lengkap Muhammad bin Muqatil. Kalangan Tabi'in kalangan biasa. Kuniyah Abu Al Hasan. Negeri semasa hidup di Baghdad. Wafat pada tahun 226 H.

C.           HADITS YANG MEMILIKI KESAMAAN

Al-Bukhâri, no. 1395, 1496, 4347, 7372; Muslim, no. 19 [29]; At-Tirmidzi, no. 625; Abu Dawud, no. 1584; An-Nasa-i, V/55; Ibnu Majah, no. 1783; Ad-Dârimi, I/405; Ahmad, I/233.



 

SYAFI’ATUL AMALAH – 04020120065

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM – A4

TUGAS HADITS DAKWAH


Senin, 13 Desember 2021

“Aku Urip Niatku Mung Pengen Nggae Wong Ngguyu Seneng”


Halo temen-temen semua, kenalin namaku Syafi’. Aku merupakan salah satu mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya Prodi KPI angkatan 2020. Di artikelku kali ini, aku mau berbagi cerita nih, cerita tentang salah satu sosok teman unik yang aku kenal selama kuliah. Kami selalu satu kelas, tiga semester ini.

Ia adalah Qurrotul Aini biasa dipanggil Aini, lahir di  Mojokerto pada 10 Agustus 2001. Dengan motto hidup “Aku urip niatku mung pengen nggae wong ngguyu seneng”. Kesan pertamaku saat kenal dengan dia yakni percaya diri, asik buat diajak ngobrol, dan humoris. Dan benar saja apa yang aku rasain emang dia seperti itu orangnya, ya kadang suka ngeselin juga sih. Gimana nggak ngeselin orang aku pernah tanya serius eh dianya bales ngegas, kalau nggak gitu ya cuma dibales singkat.

Aini punya hobbi menyanyi, ia suka semua genre musik terlebih lagi digenre musik dangdut. Bahkan ia sering ngadain live instagram yang isinya dia sedang bernyanyi lagu-lagu dangdut. Kebiasaanya ini sudah dimulai saat ia berada di awal semester. Tidak ada waktu pastinya kapan ia live ig, yang jelas saat ada mood karaoke ia akan melakukan live. Saat ku tanyai alasan kenapa ia suka live ig katanya pengin jadi artis.

Tidak jauh dari dunia artis Aini mengungkapkan bahwa ia juga ingin menjadi seorang presenter. Ku akui memang bakat publik speakingnya sudah tidak dapat diragukan lagi, terlebih ia sudah memiliki banyak sekali pengalaman di dunia per-MC an. Mulai dari MC panggung gembira perpisahan, MC pengajian, MC wisuda, MC webinar, MC pelantikan, MC meet and greet. Saat kutanyai mengenai pengalaman mana yang tidak dapat dilupakan selama menjadi seorang MC, ia mengungkapkan bahwa saat menjadi MC di acara TK, karena momen itulah yang membawanya ke dunia publik speaking hingga saat ini.

Saat ini Aini bergabung dengan komunitas UINSA Public Speaking, yangmana bertujuan untuk meningkatkan soft skillnya di publik speaking. Hal ini sejalan dengan apa yang pernah ia ceritakan padaku mengenai penyesalan terbesar di hidupnya. “Andai aku bisa kembali ke masa lalu aku ingin belajar serius nge-MC, pingin belajar banyak bahasa agar aku lebih siap ketika menjadi seorang MC”, ujarnya. Selain itu, ia juga bergabung diberbagai organisasi seperti HMP KPI UINSA, GEMMA, dan PMII.

Dari kisah Aini ini kita dapat mengambil pelajaran bahwasanya dalam menjalani hidup jangan sampai ada penyesalan, untuk itu mari kita nikmati setiap proses yang ada dengan hati yang lapang dan senyum ceriah di wajah. Sekian artikel kali ini dan terimakasih😊😊😊





SYAFI’ATUL AMALAH – 04020120065

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM – A4

TUGAS PENGANTAR JURNALISTIK

Minggu, 12 Desember 2021

Artikel Hadits Sunan Addaraquthni No. 4559, Tentang warisan Rasulullah kepada umatnya.


Hadit ini membahas mengenai warisan yang ditinggalkan Nabi Muhammad kepada kita Umat Islam, yakni Al-Qur’an dan Sunnah. Yangmana keduanya merupakan sumber hukum Islam. Keduanya hadir untuk menjadi sumber jawaban dan pegangan atas menyelesaikan suatu persoalan yang tengah dihadapi oleh Umat Islam. Dengan berpegang erat pada keduanya maka kita alan selamat di dunia dan di akhirat.

Berbicara mengenai Al-qur’an sudah tentu kita mengetahui bahwasanya Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril secara berkala dalam kurun waktu selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari. Orang yang membaca Al-Qur’an akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, karena membaca Al-Qur’an merupakan salah satu bentuk ibadah. Kandungan yang ada di dalam Al-Qur’an diantaranya ada akidah, ibadah, akhlak, hukum, tarikh, dan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ada banyak sebutan untuk Al-Qur’an antara lain Al-Kitab, Al-Furqon, Adz-Dzikir, Ar-Rahmad, Al-Hukum, Al-Bayan, Al-Huda, dan lain sebagainya.  Dalam Al-Qur’an digolongkan menjadi dua golongan surat, yakni Makkiyah dan Madaniyah. Pembagian ini didasarkan atas waktu dan tempat turunnya surat tersebut. Al-Qur’an diturunkan sebagai pelengkap dan penyempurna atas kitab-kitab sebelumnya.

Berbicara mengenai sunnah maka tidak lepas dengan hadits. Hadits adalah perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Muhammad. Hadits merupakan sumber hukum kedua Islam. Dalam hadits ada beberapa struktur seperti sanad, rawi, dan matan. Sanad adalah rantai perawi hadits. Kemudian rawi adalah orang yang menyampaikan suatu hadits, sedangkan matan adalah redaksi dari hadits

Berikut teks hadits Sunan Addaraquthni No. 4559, tentang warisan Rasulullah kepada umatnya.

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ الشَّافِعِيُّ , نا أَبُو قَبِیصَةَ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ

الرَّحْمَنِ بْنِ عُمَارَةَ بْنِ الْقَعْقَاعِ , نا دَاوُدُ بْنُ عَمْرٍو , نا

صَالِحُ بْنُ مُوسَى , عَنْ عَبْدِ الْعَزِیزِ بْنِ رُفَیْعٍ , عَنْ أَبِي

صَالِحٍ , عَنْ أَبِي ھُرَیْرَةَ , قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّھِ صَلَّى اللھُ

عَلَیْھِ وَسَلَّمَ: " خَلَّفْتُ فِیكُمْ شَیْئَیْنِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَھُمَا: كِتَابُ

اللَّھِ وَسُنَّتِي , وَلَنْ یَفْتَرِقَا حَتَّى یَرِدَا عَلَيَّ الْحَوْض

 

Artinya: "Abu Bakar Asy-Syafi'i menceritakan kepada kami, Abu Qabishah Muhammad bin Abdurrahman bin Umarah bin Al Qa'qa' menceritakan kepada kami, Daud bin Amr menceritakan kepada kami, Shalih bin Musa menceritakan kepada kami dari Abdul Aziz bin Rufai', dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Aku telah meninggalkan pada kalian dua perkara, yang tidak akan membuat kalian tersesat setelah (berpedoman) pada keduanya, yaitu: Kitabullah dan sunnahku. Dan keduanya tidak akan terpisah sehingga keduanya datang kepadaku ditelaga".





SYAFI’ATUL AMALAH – 04020120065

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM – A4

TUGAS HADITS DAKWAH

 

Senin, 06 Desember 2021

Artikel Hadits - Shohih Bukhori No. 4397

 

Hadits ini merupakan salah satu hadit yang menjelaskan mengenai penolakan dakwah nabi yang dilakukkan oleh para penguasa. Hadits ini menceritakan saat Nabi berdakwah secara tebuka di Bukit Shoffa. Nabi menyeru umatnya ntuk berkumpul dan bila ada dari mereka yang tidak dapat menghadirinya, maka perluadanya mereka membawa utusan untuk hadir di sana. Kemudian Nabi bersabda “Apa pendapat kalian jika kuberitahukan kepada kalian bahwa pasukan berkuda dari musuh di balik lembah ini akan menyerang kalian apakah kalian akan membenarkanku (mempercayaiku)?”. Kemudian mereka menjawab: Tentu, karena kamu tidak pernah berdusta. Mereka sudah sangat percaya kepada Nabi, karena Nabi selalu berkata jujur.

Kemudian Nabi bersabda Sesungguhnya aku memperingatkan kalian akan adzab yang berat. Maka Abu Lahab berkata: 'Apakah untuk ini engkau mengumpulkan kami?! Celakalah kamu! Maka Allah azza wa jalla menurunkan "Binasalah kedua tangan abu Lahab dan Sesungguhnya dia akan binasa. Inilah asbabul nuzul dari QS. Al-Lahab, yangmana turun karena Abu Lahab mencelah Nabi akan celaka dan bianasa. Namun hal ini justru berbanding terbalik, Abu Lahablah yang akan celaka dan binasa.

Dari pemaparan di atas, kita dapat mengambil hikmah untuk diterapkan dikehidupan sehari-hari, yakni:

1. Berperilaku jujur dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun. Jujur dalam perkataan, perbuatan. Seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

2.   Menghindari perilaku mencaci maki orang lain.

3. Tidak mudah percaya akan ucapan orang lain, cari kebenarannya terlebih dahulu (tabayyun).

A.           HADIST BUKHARI NO - 4397

حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ قَالَ حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ مُرَّةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ { وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ } صَعِدَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الصَّفَا فَجَعَلَ يُنَادِي يَا بَنِي فِهْرٍ يَا بَنِي عَدِيٍّ لِبُطُونِ قُرَيْشٍ حَتَّى اجْتَمَعُوا فَجَعَلَ الرَّجُلُ إِذَا لَمْ يَسْتَطِعْ أَنْ يَخْرُجَ أَرْسَلَ رَسُولًا لِيَنْظُرَ مَا هُوَ فَجَاءَ أَبُو لَهَبٍ وَقُرَيْشٌ فَقَالَ أَرَأَيْتَكُمْ لَوْ أَخْبَرْتُكُمْ أَنَّ خَيْلًا بِالْوَادِي تُرِيدُ أَنْ تُغِيرَ عَلَيْكُمْ أَكُنْتُمْ مُصَدِّقِيَّ قَالُوا نَعَمْ مَا جَرَّبْنَا عَلَيْكَ إِلَّا صِدْقًا قَالَ فَإِنِّي نَذِيرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيدٍ فَقَالَ أَبُو لَهَبٍ تَبًّا لَكَ سَائِرَ الْيَوْمِ أَلِهَذَا جَمَعْتَنَا فَنَزَلَتْ { تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ }

Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Umar bin Hafsh bin Ghiyats Telah menceritakan kepada kami Bapakku Telah menceritakan kepada kami Al-A'masy dia berkata; Telah menceritakan kepadaku 'Amru bin Murrah dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma dia berkata; Tatkala turun ayat: Dan peringatkanlah keluargamu yang terdekat, (As Syu'ara: 214). Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam naik ke Shofa dan berteriak memanggil-manggil; 'Wahai bani Fihr, wahai Bani 'Adi dari keturunan Quraisy! Hingga orang-orang pun berkumpul dan apabila ada di antara mereka yang tidak bisa hadir, mereka mengutus utusan untuk menghadirinya. Demikian juga Abu Jahal dan orang-orang Quraisy pun berdatangan. Beliau bersabda: 'Apa pendapat kalian jika kuberitahukan kepada kalian bahwa pasukan berkuda dari musuh di balik lembah ini akan menyerang kalian apakah kalian akan membenarkanku (mempercayaiku)? Mereka menjawab: Tentu, karena kamu tidak pernah berdusta. Lalu beliau berkata: 'Sesungguhnya aku memperingatkan kalian akan adzab yang berat. Maka Abu Lahab berkata: 'Apakah untuk ini engkau mengumpulkan kami?! Celakalah kamu! ia berkata: Maka Allah azza wa jalla menurunkan "Binasalah kedua tangan abu Lahab dan Sesungguhnya dia akan binasa." (QS. Al-Lahab: 1)”.

B.            JALUR SANAD

Abdullah bin 'Abbas bin 'Abdul Muthallib bin Hasyim -  Sa'id bin Jubair bin Hisyam -  Amru bin Murrah bin 'Abdullah bin Thariq - Sulaiman bin Mihran - Hafsh bin Ghiyats bin Thalq - Umar bin Hafsh bin Ghiyats.

Nama Lengkap Umar bin Hafsh bin Ghiyats. Kalangan Tabi'ul Atba' kalangan tua. Kuniyah  Abu Hafsh. Negeri semasa hidup di Kufah. Wafat pada tahun 222 H.




SYAFI’ATUL AMALAH – 04020120065

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM – A4

TUGAS ARTIKEL HADITS DAKWAH

Kamis, 02 Desember 2021

Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII


A.            Pemaknaan dan Arti NDP

NDP secara terminologi adalah nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan dengan kerangka pemahaman Ahlussunnah wal Jama'ah yang menjiwai berbagai aturan, memberi arahan, dan mendorong serta menggerakkan kegiatan-kegiatan PMII. Nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan merupakan sumber keyakinan dan pembenaran mutlak. Nilai-nilai ke-Islaman, seperti kemerdekaan (al-hurriyyah), persamaan (al-musawa), keadilan ('adalah), toleran (tasamuh), damai (al-shuth). Nilai-nilai ke-Indonesiaan, seperti Pluralis (Suku, Agama, Ras, dan Budaya), Pancasila (Ketuhanan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan), dan Gotong Royong melalui kerangka Aswaja (Tawassuth, Tasammuh, Tawazzun, dan Ta’adul). Islam menginspirasi NDP mencakup tiga aspek kehidupan, terdiri dari iman (Akidah), Islam ( Syariat) dan ihsan (Tasawuf). Dari tiga aspek tersebut bertujuan untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Dalam upaya memahami, menghayati, dan mengamalkan Islam tersebut, PMII menjadikan Ahlussunah wal jama'ah sebagai kerangka berfikir (manhaj al-fikr) sekaligus perubahan sosial (Manhaj al-taghayyur al-ijtima'i) untuk menjadikan landasan gerak, fikir, dan amal saleh.

B.            Fungsi NDP

Pertama, Kerangka Ideologis. Nilai Dasar Pergerakan sebagai kerangka ideologis. Kerangka Ideologis menjadi rumusan yang mampu memberikan sebuah proses pendoktrinan atau ideologisasi pada setiap kader daan menjadi spirit dalam jiwa setiap insan pergerakan. Selain itu, kerangka ideologis memberikan dialektika antara konsep dan realita yang mendorong proses progresif dalam mengawal perubahan sosial. Oleh karena itu, insan pergerakan terpacu dan tertantang untuk selalu mewujudkan nilai-nilai yang terkandung di dalam NDP.

Kedua, Kerangka Refleksi. Dalam hal ini, Nilai dasar pergerakan dibagi menjadi dua peran. Pertama, sebagai peran perenungan, Nilai Dasar Pergerakan tentunya bergerak didalam pertarungan-pertarungan, gagasan-gagasan dan niali-nilai yang menciptakan suatu level tertinggi didalam menciptakan suatu kebenaran yang ideal, didalam substansi yang ideal tersebut bisa dimaknai sesuatu yang mengikat, dan absolut, total dan tentunya universal yang mana diharapkan mampu menembus ruang dan waktu. Kerangka bergerak tersebut menjadi sebuah acuan moralitas dalam bergerak sekaligus bermakna sebagai tujuan yang bersifat absolut didalam mencapai tujuan yang tentunya bernilaikan kebenaran, kemerdekaan dan kemanusiaan. Kedua, sebagai peran evaluasi artinya dalam setiap tindakan aksi maka diperlukan sebuah evaluasi terhadapnya oleh karnanya dalam hal ini NDP dijadikan sebagai pacuan dalam evaluasi diri insan pergerakan.

Ketiga, Kerangka Aksi. NDP bergerak dalam pertarungan aksi, kerja-kerja nyata, aktualisasi diri, analisis sosial untuk mencapai kebenaran faktual. Kebenaran sosial ini senantiasa bersentuhan dengan pengalaman historis, ruang dan waktu yang berbeda dan berubah. Kerangka aksi ini memungkinkan warga pergerakan menguji, memperkuat, dan memperbaharui rumusan kebenaran historisitas atau dinamika sosial yang senantiasa berubah.

C.           Kedudukan NDP

Pertama, NDP menjadi sumber kekuatan ideal-moral setiap aktivitas pergerakan. Kedua, NDP menjadi pusat argumentasi dan pengikat kebenaran dari kebebasan berfikir, berucap, bertindak dalam aktivitas pergerakan.

Secara garis besarnya, Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII berfungsi dan berperan sebagai:

1.             Landasan Pijak PMII

NDP diperankan sebagai landasan pijak bagi setiap gerak langkah dan kebijakan yang perlu dilakukan oleh PMII.

2.             Landasan Berfikir

NDP menjadi landasan berpendapat yang dikemukakan terhadap persoalan-persoalan yang akan dan sedang dihadapi oleh PMII.

3.             Sumber Motifasi PMII

NDP juga seyogianya harus menjadi pendorong bagi anggota PMII untuk berbuat dan bergerak sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan dan terkandung di dalamnya. Sedangkan kedudukan NDP dalam PMII bisa kita letakkan pada, Pertama, NDP seharusnya menjadi rumusan nilai-nilai yang dimuat dan menjadi aspek ideal dalam berbagai aturan dan kegiatan PMII. Kedua, NDP perlu menjadi pemicu dan pegangan bagi dasar pembenaran dalam berfikir, bersikap, dan berprilaku.

D.           Rumusan NDP

1.             Tauhid

Mengesakan Allah SWT merupakan nilai paling asasi dalam sejarah agama samawi. Di dalamnya terkandung hakikat kebenaran manusia. (Al-Ikhlas, Al-Mukmin: 25, Al-Baqarah: 130- 131). Ilmu tauhid yang dapat kita pelajarai adalah memaknai bahwa Allah itu Esa tanpa ada campur tangan dari mahkluknya. Subtansi tauhid:

Ø   Allah adalah Esa dalam Dzat, sifat dan perbuatan-Nya,

Ø   Tauhid merupakan keyakinan atas sesuatu yang lebih tinggi dari alam semesta, serta merupakan manifestasi dati kesadaran dan keyakian kepada haI yang ghaib (Al-Baqarah:3, Muhammad:14-15, Al-Alaq: 4, Al-Isra: 7),

Ø   Tauhid merupakan titik puncak keyakinan dalam hati, penegasan lewat lisan dan perwujudan nyata lewat tindakan,

Ø   Dalam memaharni an mewujudkannya pergerakan telah memilih ahlussunah wal jama' ah sebagai metode pemahaman dan keyakinan itu. 

2.             Hubungan Manusia dengan Allah (Hablum Minallah)

Allah SWT adalah pencipta segala sesuatu. Dia mencipta manusia sebaik-baik kejadian dan menempatkan pada kedudukan yang mulia. Kemuliaan manusia antara lain terletak pada kemampuan berkreasi, berfikir dan memiliki kesadaran moral. Potensi itulah yang menempatkan posisi manusia sebagai khalifah & hamba Allah (Al-Anam:165, Yunus: 14).

3.             Hubungan Manusia dengan Manusia (Hablum Minannas)

Allah meniupkan ruh dasar pada materi manusia. Tidak ada yang lebih utama antara yang satu dengan yang lainnya kecuali ketaqwaannya (Al-Hujurat:13). Pengembangan berbagai aspek budaya dan tradisi dalam kehidupan manusia dilaksanakan sesuai dengan nilai dari semangat yang dijiwai oleh sikap kritis dalam kerangka religiusitas. Hubungan antara muslim dan non-muslim dilakukan guna membina kehidupan manusia tanpa mengorbankan keyakinan terhadap kebenaran universalitas Islam.

4.             Hubungan Manusia dengan Alam (Hablum Minal Alam)

Alam semesta adalah ciptaan Allah. Allah menunjukkan tanda-tanda keberadaan, sifat dan perbuatan Allah. Berarti juga tauhid meliputi hubungan manusia dengan alam (As-Syura: 20). Perlakukan manusia dengan alam dimaksudkan untuk memakmurkan kehidupan dunia dan akherat. Jadi manusia harus mentransendentasikan segala aspek kehidupan manusia. NDP yang digunakan PMII dipergunakan sebagai landasan teologis, normatif dan etis dalam pola pikir dan perilaku. Dati dasar-dasar pergerakan tersebut muaranya adalah untuk mewujudkan pribadi muslim yang berakhlaq dan berbudi luhur, dan memiliki konstruksi berfikir kritis dan progressif.


"Peran MII dalam Menjawab Tantangan Zaman"

 

Perubahan zaman pasti akan terjadi cepat atau lambat, baik kita sadari maupun tidak kita sadari, yang pasti perubahan pasti akan terjadi. Perubahan zaman terjadi karena adanya kemajuan diberbagai aspek kehidupan, terkhusus dibidang Teknologi dan Informasi yang terus menerus mengalami kemajuan. Atas kemajuan inilah banyak tantangan-tantangan yang hadir ditengah-tengah masyarakat. Ditambah lagi munculnya Covid-19 yang tersebar dua tahun terakhir dibelahan dunia.

Sebagai mahasiswa dan juga sebagai kader PMII, sikap yang paling utama untuk menghadapi tantangan zaman yakni dengan menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan intelektual. Karena dengan adanya intelektual yang tinggi bisa menjadi jawaban atas persoalan yang ada dan kita tidakakan mudah tergilas oleh zaman yang semakin canggih saat ini. Kedua nilai ini snagat penting karena kita sebagai kader dan juga mahasiswa adalah harapan nyata bagi masyarakat kelak ketika kembali ke kampung halaman. Hanya dengan sikap itu gerakan kader PMII akan diperhitungkan oleh semua kalangan.

Sikap intelektual itu bukan berarti kegiatan yang selalu berkaitan dengan bidang keilmuan yang menjadi bidang mahasiswa di dalam jurusan atau dengan kata lain keilmuan yang hanya ada di SKS, tetapi jauh lebih substantif adalah kepekaan mahasiswa dalam membaca diskursus-diskursus keilmuan yang berkembang. Misalkan, kajian keagamaan dan kenegaraan yang diselenggarakan oleh Rayon Dakwah dan Komunikasi (Radasi). Jika dijabarkan maka ilmu-ilmu seperti filsafat, sosial, budaya, sastra, politik dan sebagainya sangat penting untuk dikembangkan. Sehingga akan mencapai pada diskusi intelektual yang dinamis dan menambah wawasan keilmuan.

Karena seperti yang kita ketahui bahwa dimasa saat ini (Covid-19) kita diharuskan beraktifitas dari rumah saja. Dari awalnya yang kita bisa bergerak bebas menjadi sulit untuk bergerak. Dari problem ini tentu kita sebagai kader muda tidak boleh sampai lengah akan halini. Jangan sampai kita hanya bersantai, tidak boleh keluar rumah maka tidak ada aktifitas. Tidak, hal ini merupakan kesalahan besar. Justru karena dengan adanya tantangan di masa covid-19 ini kita buktikan bahwasanya kita sebagai kader PMII mampu menghadapi tantangan ini dengan hati yang lapang dan mampu melewatinya, tanpa menghentikan semua aktifitas pengkaderan.

Tidak hanya cukup dengan itu, sikap yang juga harus diambil oleh kader PMII yakni dalam dunia tulis menulis. Karena seperti yang kita ketahui bahwasanya sebagai mahasiswa tidak akan pernah lepas dari kegiatan menulis. Contohnya dalam tugas makalah, skripsi, laporan KKN dan lain-lain adalah beberapa contoh dari aktivitas mahasiswa yang selalu terkait dengan dunia tulis. Terlebih kita dituntut untuk bisa membiasakan menulis dapat mempertajam nalar kritis mahasiswa dan analisis terhadap penelitian yang akan ditempuh. Maka perlu adanya wadah bagi kader ubtuk mengembangkan penulisannya.

Salah satu contoh untuk menangani hal ini yakni dengan mengadakan webinar kepenulisan. Yangmana didalam webinar tersebut memuat hal-hal yang berkaitan erat dengan kepenulisan. Berisi jawaban atas persoalan-persoalan yang sering dihadapi dalam bidang tulis-menulis. Seperti yang pernah diselenggarakan oleh Rayon Dakwah dan Komunikasi atau yang biasa disingkat RADASI Komisariat UIN Sunan Ampel Surabaya yakni dengan menyelenggarakan kajian kepenulisan essai. Selesai kajian tersebut tidak langsung selesai, akan tetapi dibarengi tengan tugas membuat essai. Yang kemudian di publikasikan ke situs web (Radasi.id).

Dari itu semua bisa dipastikan bahwa untuk menjawab perubahan tantangan  zaman yang paling subtantif yakni di bidang intelektual. Dengan menguasai intelektualisme merupakan langkah awal  untuk bersaing dalam segala bidang, seperti menjadi aktivis, guru, dosen, pejabat pemerintah, wartawan, pengusaha, tokoh masyarakat, seniman dan lain-lain. Maka kita sebagai kader PMII diharapkan mampu untuk meningkatakan nilai moral dan juga intelektual.

Rabu, 01 Desember 2021

ASWAJA

 


Manhajul Fikri, Apa Itu?

Ahlusunnah wal Jama'ah adalah manhajul fikri organisasi PMII. Di atas prinsip ini lah PMII berjalan. Sebagai manhajul fikri PMII berpegang penuh pada prinsip-prinsip tawasuth (moderat), tawazun (netral), ta'adul (seimbang), dan tasamuh (toleran). Bisa dipastikan mereka yang mengaku bagian dari PMII akan tetapi tidak memegang keempat prinsip tersebut, maka belum lah sempurna ke PMII-annya.

Ahlusunnah wal Jama'ah -disingkat ASWAJA- kerap kali menimbulkan berbagai macam perbedaan pendapat di kalangan umat Islam mengenainya. Apa dan siapakah mereka yang disebut Aswaja itu? Apakah mereka yang tahlilan? Maulidan? Tawasulan? Atau mereka yang kerap kali membid'ah-bid'ahkan? Semuanya mengklaim diri mereka sebagai Ahlusunnah. Hanya saja ada kelompok yang mendefinisikan Ahlusunnah sebagai Ahlul Hadits dan ada pula yang menambahinya dengan konsep produksi hukum dengan sistem konsensus (ijma') dan analogi (qiyas).

Apakah anda Ahlusunnah Wal Jama'ah?

Ahlusunnah Wal Jama'ah terdiri dari tiga pokok kata (dalam bahasa arab: kalimah) yaitu, Ahlu yang berarti keluarga, pengikut, komunitas, atau makna sejenis. Lalu Sunnah yang diartikan sebagai As/ Nabi Muhammad yang berupa sabda (qaul), perbuatan (fi'li), dan sikap (takrir). Hipotesanya, Ahlusunnah adalah mereka -siapapun itu- yang mengaku sebagai muslim yang mengikuti dan menjalankan hal-hal yang disabdakan atau yang berasal dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

Tidak hanya berhenti di situ, Ahlusunnah juga mencintai serta menghormati keluarga nabi dan para sahabatnya serta mengikuti dan mengamalkan hal-hal baik yang juga dilakukan oleh keduanya bahkan hingga generasi setelah mereka yang disebut tabi'in, dan ulama setelahnya. Inilah yang disebut konsensus yang kemudian istilah ini dalam bahasa arab di sebut Ijma'. Umat Islam yang mengikuti mereka-mereka yang konstruksi berpikirnya sangat terjaga kautentikan sanadnya hingga sampai pada nabi sudah pasti akan selamat dari hal hal negatif yang tertolak olehnya. Oleh karena itu, kata Al-Jama'ah dipilih dan dinisbatkan kepada mereka yang seperti tersebut di atas. Lalu pertanyaanya, adakah anda termasuk seperti yang disebutkan di atas? Silahkan jawab oleh diri sendiri.

Berangkat dari hadits Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang dalam konteksnya mendefinisikan umat yang selamat dari fitnah dunia dan istiqomah dengan amaliyah yang autentik hingga akhir hayatnya, teks (nash) hadits tersebut adalah sebagai berikut:

افترقت اليهود على احدى وسبعين فرقة وافترقت النصارى على اثنتين وسبعين فرقة وستفترق هذه الأمة على ثلاث وسبعين فرقة كلها في النار الا واحدة قيل : من هي يا رسول الله؟ قال من كان على مثل ما انا عليه وأصحابيز وفي بعض الروايات هي الجماعة

"Umat Yahudi telah terpecah menjadi 71 golongan dan telah terpecah Umat Nasrani menjadi 72 golongan dan umat ini akan terpecah menadi 73 golongan. Semuanya di neraka kecuali satu saja. Dikatakan oleh para sahabat "Siapa mereka Ya Rasulallah?", Rasul bersabda: "ialah yang tetap pada jalan yang aku dan para sahabatku ada di atasnya". Dalam riwayat lain dikatakan bahwa yang dimaksusd oleh Rasul adalah "Al Jama'ah". Hadits ini sohih dan diriwayatkan oleh Imam Abi Dawud, Imam At Tirmidzi, Imam Ibn Majah, Imam Al Hakim.

Kita ketahui bahwasanya ada banyak firqoh-firqoh yang mengatasnamakan satu dari 73 golongan umat Muhammad. Kesemuanya berkoar bahwa mereka lah yang dimaksud oleh nabi dalam sabdanya. Kita dapati bahwa umat agama samawi: Yahudi, Nasrani, Islam telah terpecah ke dalam banyak sekali golongan. Umat Yahudi terpecah menjadi 71 golongan, umat Nasrani menjadi 72 golongan, begitupun Umat Nabi Muhammad terpecah menjadi 73 golongan dan hanya satu saja yang selamat. Al Jama'ah seperti yang telah disinggung sebelumnya berarti orang-orang yang bukan hanya mengikuti apa yang telah digariskan oleh nabi tetapi juga mengikuti jalan hidup orang-orang setelah nabi.

Pemicu Lahirnya Aswaja

Senin, 2 Rabi'ul Awwal adalah hari berkabung seluruh makhluk. Bagaimana tidak? Hari itu adalah Hari wafatnya manusia mulia Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Di tengah-tengah suasana berkabung itu, sekelompok orang yang terdiri dari sahabat-sahabat Anshar -spesifikasi Bani Tsaqifah- sedang berdiskusi membahas siapa yang paling pantas menduduki kepemimpinan umat Islam sepeninggal Rasul. Diskusi ini dipimpin oleh Saad ibn 'Ubadah. Berita diskusi ini sampai ke telinga sahabat-sahabat Muhajirin hingga Abu Bakar dan Umar ibn Khattab mendatangi mereka meminta kejelasan maksud dari diskusi yang mereka gelar. Alangkah terkejut sahabat Anshar Bani Tsaqifah ketika melihat dua orang mulia dari golongan Muhajirin datang menghampiri mereka. Abu Bakar dan Umar merasa tidak sepantasnya mereka mendiskusikan hal yang tidak secara eksplisit disabdakan nabi di tengah suasana berkabung seperti itu. Setelah berdiskusi panjang, singkatnya Sahabat Anshar mengajukan Sa'ad ibn "Ubadah untuk menjadi nahkoda Umat Islam meneruskan Rasulullah shallalallahu 'alaihi wa sallam dan Sahabat Muhajirin menyodorkan dua nama: Abu Bakar dan Umar ibn Khattab. Dari ketiga nama tersebut, Abu Bakar terpilih menjadi khalifah Umat Islam.

Kekhalifahan Umat Islam sepeninggal rasul berlanjut selama 30 tahun melalui 4 sahabat mulia dan 1 penyempurna yang disebut Khulafaur Rosyidin. Mereka di antaranya : Abu Bakar, menjabat selama 2 tahun; Umar ibn Khattab, menjabat selama 10 tahun; Utsman ibn Affan, menjabat selama 12 tahun, Ali ibn Abi Thalib selama 5 tahun lebih beberapa bulan dan disempurnakan oleh puteranya Al-Hasan ibn Ali selama 6 bulan sebelum kekhalifahan berpindah ke tangan Dinasti Umayyah lalu Dinasti Abbasiyah, dan Dinasti Utsmaniyyah.

Mulai dari masa kekhalifaham Umar hingga Al Hasan berturut-turut terjadi fitnah yang keji di kalangan para sahabat dan umat Islam. Fitnah ini menyulut konflik yang menyebabkan terbunuhnya Umar, Utsman, Ali dan Al-Hasan. Setiap konflik pasti di dalamnya memuat dua kubu yang bersebrangan yakni kubu pro dan kontra. Pada masa itu ada kelompok yang membela salah satu sahabat dan membenci sahabat lainnya. Ada pula kelompok yang keluar dari keduanya.

Pada saat Perang Siffin yang terjadi antara kelompok Ali ibn Abi Thalib dan Muawiyah ibn Abi Sufyan, dua pasukan saling berbenturan. Hingga di akhir perang terjadi peristiwa tahkim yaitu pengangkatan Mushaf Al-Qur'an oleh kubu Muawiyah sebagai pertanda berhentinya peperangan. Melihat kecerdikan Muawiyah, Ali ibn Abi Thalib memerintahkan pasukannya untuk tetap menyerang kubu Muawiyah. Sontak sikap Ali ini menyulut perhatian umat Islam di masa itu. Bagaimana tidak, ketika mushaf Al-Qur'an ditinggikan, itu artinya tidak ada hukum yang lebih tinggi dari hukum Allah dan ini adalah isyarat harus berhenti peperangan, sedangkan Ali masih melanjutkan peperangan karena mengetahui ini hanya akal picik Muawiyah untuk meraih kemenangan.

Setelah Perang Siffin, umat Islam terbagi menjadi tiga golongan: 1) Pendukung Muawiyah ibn Abi Sufyan; 2) Pendukung Ali ibn Abi Thalib; 3) Kelompok pengikut Ali yang menyatakan berlepas diri dari segala hal berkaitan dengan Ali dan di sisi lain juga tidak menyetujui Muawiyah dan pengikutnya. Walhasil, kelompok terakhir adalah kelompok ekstremis yang dikenal dengan sebutan Khawarij, berasal dari kata Khorij yang berarti orang yang keluar. Mereka keluar dari kelompok Ali juga tidak setuju dengan Muawiyah. Di balik itu, ada kelompok ke empat yang secara eksplisit tidak terkategorikan sebagai kelompok, yaitu mereka-mereka yang tidak ikut campur dan memilih untuk menekuni ibadah kepada Allah dalam rangka tazkiyatunnanfsi atau pembersihan jiwa dari dosa-dosa dan keburukan. Jalan hidup mereka ini yang kemudian dikenal sebagai sufi.

Maulid-nya Aswaja

Jauh setelah era Khulafaur Rosyidin, di era kekhalifahan Bani Abbasiyah -bernasab kepada Al Abbas ibn Abdul Muttolib- tepatnya di era Khalifah Harun Ar Rasyid seorang khalifah yang terkenal adil dan taat pada ulama, muncul pertanyaan-pertanyaan tentang penciptaan alam semesta dan Al-Qur'an. Sebagian kelompok yang menuhankan akal menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan apa yang ada di benak dan otak mereka bukan dengan nash yang ada pada Al-Qur'an dan Sunnah. Kelompok ini dikenal dengan firqoh Muktazilah. Orang-orang Muktazilah banyak mempelajari filsafat dan logika ilmuwan Yunani tanpa diimbangi dengan pengalaman spiritual. Meraka tidak mengimbanginya dengan ibadah dan ilmu-ilmu syari'at. Kaum Muktazilah semakin menjadi-jadi saat pemerintahan jatuh ke tangan Al-Makmun. Di era baru ini, Al-Makmun memberi ruang gerak tanpa batas kepada Muktazilah untuk berpikir liar. Al-Makmun juga memfasilitasi mereka dengan program penerjemahan buku-buku filsuf dan logika Yunani Kuno ke dalam Bahasa Arab.

Golongan Ahlul Hadits yang terdiri dari para Imam Fiqih di antaranya Imam Syafi'i dan Imam Ahmad menaruh perhatian khusus pada permasalahan Muktazilah ini. Imam Syafi'i dan Imam Ahmad habis-habisan dalam memerangi pemikiran-pemikiran sesat Muktazilah yang tidak sejalan dengan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi juga para ulama generasi setelahnya baik dari kalangan sahabat atau tabi'in hingga atbauttabi'in. Hingga kedua ulama ini wafat, faham Muktazilah masih belum sirna dari muka bumi. Imam Syafi'i wafat tahun 204 H dan Imam Ahmad wafat tahun 241 H.

Baru lebih dari 40 tahun setelah wafatnya Imam Ahmad, muncul seorang ulama yang ahli dalam ilmu aqidah dan berhasil menumpas faham sesat Muktazilah. Seorang ulama yang merasa tidak puas dengan pemahaman kelompok Muktazilah dan kemudian menirikan faham baru yang dianut oleh mayoritas Umat Islam di dunia hingga hari ini, ialah Abu Hasan Al-Asy'ari dan madzhab aqidahnya.

Abu Hasan Al Asy'ari, Imam Besar Ahlusunnah wal Jama'ah Ali ibn Ismail adalah seorang anak yang ditinggal wafat ayahnya kala ia berusia belia. Atas wasiat ayahnya, ia menimba ilmu hadits kepada Imam Zakariya As Saji. Imam Zakariya As Saji adalah seorang ulama hadits dan figh madzhab Hanbali. Beliau diketahui sebagai salah satu murid terbaik Imam Ahmad ibn Hanbal. Selain Imam Zakariya As Saji, Ali juga belajar kepada ulama-ulama lain di antaranya: Abu Khalaf Al-Jahmi, Abu Sahl ibn Sarh, Muhammad ibn Ya'qub Al-Muqri, dan Abdurrahman ibn Khalaf Al-Basri. Ibunya menikah lagi dengan seorang pimpinan Muktazilah di zamannya, Abu 'Ali Al-Jubba'i. Ali kecil dididik oleh ayah sambungnya dengan pendidikan Muktazilah.

Menginjak dewasa, Ali mulai banyak bertanya mengenai pemikiran pemikiran Muktazilah. Uniknya, tidak semua pertanyaan Ali mampu dijawab oleh orang-orang Muktazilah sendiri, hingga akhirnya Ali banyak belajar kepada ilmuwan-ilmuwan di zaman itu salah satunya Abdullah ibn Sa'id Al-Kullabi. Abdullah ibn Sa'id Al-Kullabi adalah seorang ulama aqidah yang tidak sejalan dengan faham Muktazilah, namun ia juga tidak sejalan dengan ulama-ulama Ahlul Hadits atau Ahlu Sunnah, madzhab aqidahnya disebut Kullabiyah. Ali belajar pada Abdullah ibn Sa'id Al-Kullabi hingga mendekati usia 40 tahun. Ketika sampai pada usia 40 tahun, Ali membawa pemahaman baru yang jauh berbeda dengan pemahaman guru-gurunya dari kelompok Muktazilah dan Kullabiyah. la membangun argumen-argumennya di atas manhaj Al-Qur'an, Sunnah, dan Qaul ulama-ulama hadits untuk mengalahkan argumentasi aliran-aliran lain.

Suatu waktu, Ali menemui jalan buntu dalam permasalan-permasalahan aqidah, lalu ali shalat dua rakaat dan berdo'a meminta petunjuk kepada Allah. Ali pun tertidur. Tak lama, bermimpi melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam tidurnya. Dalam mimpinya, ali mengadu permasalahannya kepada rasul. Rasul pun berwasiat, "tatapi lah sunnahku!". Kemudian Ali terbangun dan mengembalikan permasalahan-permasalahannya pada Al-Qur'an dan Sunnah, lalu menetapi keduanya sebagai manhajnya dan membuang selain keduanya.

Ali Bernama lengkap Ali ibn Ismail ibn Ishaq ibn Salim ibn ismail ibn Abdullah ibn Musa ibn Bilal ibn Abi Baradah ibn Abi Musa Al-Asy'ari. Nasabnya bersambung kepada sahabat nabi Abu Musa Al-Asy'ari. Itulah kenapa ia dikenal dengan panggilan (laqob) Abu Hasan Al-Asy'ari. Jadilah Abu Hasan Al-Asy'ari seorang ulama ilmu aqidah bersama-sama satu ulama lain yang juga dari kalangan Ahlusunnah yakni Abu Mansur Al-Maturidi. Kelak keduanya dikenal sebagai Imamain (dua imam) dalam fan ilmu Aqidah yang hari ini telah di anut oleh hampir seluruh umat Islam di dunia. Ajarannya dikenal dengan Ahlusunnah wal Jama'ah Al-Asy'ariyah.

Ahlusunnah wal Jama'ah An Nahdiyah

Nahdlatul Ulama (NU) merupakan ormas Islam satu satunya di Indonesia yang menasbihkan diri menganut faham aqidah Ahlusunnah wal Jama'ah (Aswaja). Dalam Qanun Asasi (konstitusi dasar) NU yang dirumuskan Hadratussyekh KH. Hasyim Asy'ari, Aswaja termaktub sebagai faham keagamaan (madzhab) dalam bidang aqidah. Mereka yang disebut Aswaja menurut NU adalah yang dalam aqidah mengikuti produk intelektual salah satu dari dua imam: Imam Abu Hasan Al-Asy'ari dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi, sedangkan dalam ilmu fiqh mengikuti salah satu dari empat imam: Abu Hanifah, Malik ibn Anas, Muhammad ibn Idris Asy Syafi'i, dan Ahmad ibn Hanbal. Adapun dalam bidang tasawuf mengikuti Imam Abu Hamid Al-Ghazali atau Imam Junaid Al-Baghdadi.

Ahlusunnah wal Jama'ah PMII

Terhitung sejak 1995-1997, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) meletakkan Aswaja sebagai manhajul fikri. Konsep gagasan Aswaja sebagai manhajul fikr tidak terlepas dari kontribusi KH. Said Aqil Siradj yang mengundang kontroversi mengenai perlunya kajian ulang Aswaja agar dapat memberikan kebebasan lebih bagi para intelektual dan ulama untuk merujuk langsung kepada definisi Aswaja.

PMII memandang orang-orang yang memiliki metode berpikir keagamaan mencakup semua aspek kehidupan dengan landasan dasar modersi, menjaga keseimbangan, adil, dan toleran. Bagi PMII Aswaja bukan sebuah madzhab melainkan sebuah metode dan prinsip berpikir dalam menghadapi isu-isu keagamaan yang mengundang jawaban jawaban yang kredibel. Selain itu PMII juga memandang Aswaja sebagai manhaj attaghoyyur wal ijtima' juga manhaj al-harokah.