Hadits ini
merupakan salah satu hadit yang menjelaskan mengenai penolakan dakwah nabi yang
dilakukkan oleh para penguasa. Hadits ini menceritakan saat Nabi berdakwah
secara tebuka di Bukit Shoffa. Nabi menyeru umatnya ntuk berkumpul dan bila ada
dari mereka yang tidak dapat menghadirinya, maka perluadanya mereka membawa
utusan untuk hadir di sana. Kemudian Nabi bersabda “Apa pendapat kalian
jika kuberitahukan kepada kalian bahwa pasukan berkuda dari musuh di balik
lembah ini akan menyerang kalian apakah kalian akan membenarkanku
(mempercayaiku)?”. Kemudian
mereka menjawab: “Tentu, karena kamu tidak pernah berdusta”. Mereka sudah sangat
percaya kepada Nabi, karena Nabi selalu berkata jujur.
Kemudian
Nabi bersabda “Sesungguhnya aku memperingatkan kalian akan
adzab yang berat”. Maka Abu Lahab berkata: 'Apakah untuk ini engkau mengumpulkan kami?! Celakalah kamu!’ Maka Allah azza wa jalla menurunkan "Binasalah kedua tangan abu Lahab dan
Sesungguhnya dia akan binasa”. Inilah asbabul nuzul dari QS. Al-Lahab, yangmana turun karena Abu Lahab
mencelah Nabi akan celaka dan bianasa. Namun hal ini justru berbanding
terbalik, Abu Lahablah yang akan celaka dan binasa.
Dari pemaparan
di atas, kita dapat mengambil hikmah untuk diterapkan dikehidupan sehari-hari,
yakni:
1. Berperilaku
jujur dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun. Jujur dalam perkataan,
perbuatan. Seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
2. Menghindari
perilaku mencaci maki orang lain.
3. Tidak mudah percaya akan ucapan orang lain, cari kebenarannya terlebih dahulu (tabayyun).
A.
HADIST BUKHARI NO -
4397
حَدَّثَنَا عُمَرُ
بْنُ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ قَالَ
حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ مُرَّةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ { وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ
الْأَقْرَبِينَ } صَعِدَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى
الصَّفَا فَجَعَلَ يُنَادِي يَا بَنِي فِهْرٍ يَا بَنِي عَدِيٍّ لِبُطُونِ
قُرَيْشٍ حَتَّى اجْتَمَعُوا فَجَعَلَ الرَّجُلُ إِذَا لَمْ يَسْتَطِعْ أَنْ
يَخْرُجَ أَرْسَلَ رَسُولًا لِيَنْظُرَ مَا هُوَ فَجَاءَ أَبُو لَهَبٍ وَقُرَيْشٌ
فَقَالَ أَرَأَيْتَكُمْ لَوْ أَخْبَرْتُكُمْ أَنَّ خَيْلًا بِالْوَادِي تُرِيدُ
أَنْ تُغِيرَ عَلَيْكُمْ أَكُنْتُمْ مُصَدِّقِيَّ قَالُوا نَعَمْ مَا جَرَّبْنَا
عَلَيْكَ إِلَّا صِدْقًا قَالَ فَإِنِّي نَذِيرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ
شَدِيدٍ فَقَالَ أَبُو لَهَبٍ تَبًّا لَكَ سَائِرَ الْيَوْمِ أَلِهَذَا
جَمَعْتَنَا فَنَزَلَتْ { تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ مَا أَغْنَى عَنْهُ
مَالُهُ وَمَا كَسَبَ }
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami 'Umar bin Hafsh
bin Ghiyats Telah menceritakan kepada kami Bapakku Telah menceritakan kepada
kami Al-A'masy dia berkata;
Telah menceritakan kepadaku 'Amru bin Murrah dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu
'Abbas radliallahu 'anhuma dia berkata; Tatkala turun ayat: Dan peringatkanlah
keluargamu yang terdekat, (As Syu'ara: 214). Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam naik ke Shofa dan berteriak memanggil-manggil; 'Wahai bani Fihr, wahai
Bani 'Adi dari keturunan Quraisy! Hingga orang-orang pun berkumpul dan apabila
ada di antara mereka yang tidak bisa hadir, mereka mengutus utusan untuk
menghadirinya. Demikian juga Abu Jahal dan orang-orang Quraisy pun berdatangan.
Beliau bersabda: 'Apa pendapat kalian jika kuberitahukan kepada kalian bahwa
pasukan berkuda dari musuh di balik lembah ini akan menyerang kalian apakah
kalian akan membenarkanku (mempercayaiku)? Mereka menjawab: Tentu, karena kamu
tidak pernah berdusta. Lalu beliau berkata: 'Sesungguhnya aku memperingatkan
kalian akan adzab yang berat’. Maka Abu Lahab berkata: 'Apakah untuk ini engkau mengumpulkan kami?!
Celakalah kamu! ia berkata: Maka Allah azza wa jalla menurunkan "Binasalah
kedua tangan abu Lahab dan Sesungguhnya dia akan binasa." (QS. Al-Lahab: 1)”.
B.
JALUR SANAD
Abdullah bin 'Abbas
bin 'Abdul Muthallib bin Hasyim - Sa'id
bin Jubair bin Hisyam - Amru bin Murrah
bin 'Abdullah bin Thariq - Sulaiman bin Mihran - Hafsh bin Ghiyats bin Thalq -
Umar bin Hafsh bin Ghiyats.
Nama Lengkap Umar bin Hafsh bin Ghiyats. Kalangan Tabi'ul Atba' kalangan tua. Kuniyah Abu Hafsh. Negeri semasa hidup di Kufah. Wafat pada tahun 222 H.
SYAFI’ATUL
AMALAH – 04020120065
KOMUNIKASI DAN
PENYIARAN ISLAM – A4
TUGAS ARTIKEL HADITS
DAKWAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar