Kamis, 02 Desember 2021

Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII


A.            Pemaknaan dan Arti NDP

NDP secara terminologi adalah nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan dengan kerangka pemahaman Ahlussunnah wal Jama'ah yang menjiwai berbagai aturan, memberi arahan, dan mendorong serta menggerakkan kegiatan-kegiatan PMII. Nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan merupakan sumber keyakinan dan pembenaran mutlak. Nilai-nilai ke-Islaman, seperti kemerdekaan (al-hurriyyah), persamaan (al-musawa), keadilan ('adalah), toleran (tasamuh), damai (al-shuth). Nilai-nilai ke-Indonesiaan, seperti Pluralis (Suku, Agama, Ras, dan Budaya), Pancasila (Ketuhanan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan), dan Gotong Royong melalui kerangka Aswaja (Tawassuth, Tasammuh, Tawazzun, dan Ta’adul). Islam menginspirasi NDP mencakup tiga aspek kehidupan, terdiri dari iman (Akidah), Islam ( Syariat) dan ihsan (Tasawuf). Dari tiga aspek tersebut bertujuan untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Dalam upaya memahami, menghayati, dan mengamalkan Islam tersebut, PMII menjadikan Ahlussunah wal jama'ah sebagai kerangka berfikir (manhaj al-fikr) sekaligus perubahan sosial (Manhaj al-taghayyur al-ijtima'i) untuk menjadikan landasan gerak, fikir, dan amal saleh.

B.            Fungsi NDP

Pertama, Kerangka Ideologis. Nilai Dasar Pergerakan sebagai kerangka ideologis. Kerangka Ideologis menjadi rumusan yang mampu memberikan sebuah proses pendoktrinan atau ideologisasi pada setiap kader daan menjadi spirit dalam jiwa setiap insan pergerakan. Selain itu, kerangka ideologis memberikan dialektika antara konsep dan realita yang mendorong proses progresif dalam mengawal perubahan sosial. Oleh karena itu, insan pergerakan terpacu dan tertantang untuk selalu mewujudkan nilai-nilai yang terkandung di dalam NDP.

Kedua, Kerangka Refleksi. Dalam hal ini, Nilai dasar pergerakan dibagi menjadi dua peran. Pertama, sebagai peran perenungan, Nilai Dasar Pergerakan tentunya bergerak didalam pertarungan-pertarungan, gagasan-gagasan dan niali-nilai yang menciptakan suatu level tertinggi didalam menciptakan suatu kebenaran yang ideal, didalam substansi yang ideal tersebut bisa dimaknai sesuatu yang mengikat, dan absolut, total dan tentunya universal yang mana diharapkan mampu menembus ruang dan waktu. Kerangka bergerak tersebut menjadi sebuah acuan moralitas dalam bergerak sekaligus bermakna sebagai tujuan yang bersifat absolut didalam mencapai tujuan yang tentunya bernilaikan kebenaran, kemerdekaan dan kemanusiaan. Kedua, sebagai peran evaluasi artinya dalam setiap tindakan aksi maka diperlukan sebuah evaluasi terhadapnya oleh karnanya dalam hal ini NDP dijadikan sebagai pacuan dalam evaluasi diri insan pergerakan.

Ketiga, Kerangka Aksi. NDP bergerak dalam pertarungan aksi, kerja-kerja nyata, aktualisasi diri, analisis sosial untuk mencapai kebenaran faktual. Kebenaran sosial ini senantiasa bersentuhan dengan pengalaman historis, ruang dan waktu yang berbeda dan berubah. Kerangka aksi ini memungkinkan warga pergerakan menguji, memperkuat, dan memperbaharui rumusan kebenaran historisitas atau dinamika sosial yang senantiasa berubah.

C.           Kedudukan NDP

Pertama, NDP menjadi sumber kekuatan ideal-moral setiap aktivitas pergerakan. Kedua, NDP menjadi pusat argumentasi dan pengikat kebenaran dari kebebasan berfikir, berucap, bertindak dalam aktivitas pergerakan.

Secara garis besarnya, Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII berfungsi dan berperan sebagai:

1.             Landasan Pijak PMII

NDP diperankan sebagai landasan pijak bagi setiap gerak langkah dan kebijakan yang perlu dilakukan oleh PMII.

2.             Landasan Berfikir

NDP menjadi landasan berpendapat yang dikemukakan terhadap persoalan-persoalan yang akan dan sedang dihadapi oleh PMII.

3.             Sumber Motifasi PMII

NDP juga seyogianya harus menjadi pendorong bagi anggota PMII untuk berbuat dan bergerak sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan dan terkandung di dalamnya. Sedangkan kedudukan NDP dalam PMII bisa kita letakkan pada, Pertama, NDP seharusnya menjadi rumusan nilai-nilai yang dimuat dan menjadi aspek ideal dalam berbagai aturan dan kegiatan PMII. Kedua, NDP perlu menjadi pemicu dan pegangan bagi dasar pembenaran dalam berfikir, bersikap, dan berprilaku.

D.           Rumusan NDP

1.             Tauhid

Mengesakan Allah SWT merupakan nilai paling asasi dalam sejarah agama samawi. Di dalamnya terkandung hakikat kebenaran manusia. (Al-Ikhlas, Al-Mukmin: 25, Al-Baqarah: 130- 131). Ilmu tauhid yang dapat kita pelajarai adalah memaknai bahwa Allah itu Esa tanpa ada campur tangan dari mahkluknya. Subtansi tauhid:

Ø   Allah adalah Esa dalam Dzat, sifat dan perbuatan-Nya,

Ø   Tauhid merupakan keyakinan atas sesuatu yang lebih tinggi dari alam semesta, serta merupakan manifestasi dati kesadaran dan keyakian kepada haI yang ghaib (Al-Baqarah:3, Muhammad:14-15, Al-Alaq: 4, Al-Isra: 7),

Ø   Tauhid merupakan titik puncak keyakinan dalam hati, penegasan lewat lisan dan perwujudan nyata lewat tindakan,

Ø   Dalam memaharni an mewujudkannya pergerakan telah memilih ahlussunah wal jama' ah sebagai metode pemahaman dan keyakinan itu. 

2.             Hubungan Manusia dengan Allah (Hablum Minallah)

Allah SWT adalah pencipta segala sesuatu. Dia mencipta manusia sebaik-baik kejadian dan menempatkan pada kedudukan yang mulia. Kemuliaan manusia antara lain terletak pada kemampuan berkreasi, berfikir dan memiliki kesadaran moral. Potensi itulah yang menempatkan posisi manusia sebagai khalifah & hamba Allah (Al-Anam:165, Yunus: 14).

3.             Hubungan Manusia dengan Manusia (Hablum Minannas)

Allah meniupkan ruh dasar pada materi manusia. Tidak ada yang lebih utama antara yang satu dengan yang lainnya kecuali ketaqwaannya (Al-Hujurat:13). Pengembangan berbagai aspek budaya dan tradisi dalam kehidupan manusia dilaksanakan sesuai dengan nilai dari semangat yang dijiwai oleh sikap kritis dalam kerangka religiusitas. Hubungan antara muslim dan non-muslim dilakukan guna membina kehidupan manusia tanpa mengorbankan keyakinan terhadap kebenaran universalitas Islam.

4.             Hubungan Manusia dengan Alam (Hablum Minal Alam)

Alam semesta adalah ciptaan Allah. Allah menunjukkan tanda-tanda keberadaan, sifat dan perbuatan Allah. Berarti juga tauhid meliputi hubungan manusia dengan alam (As-Syura: 20). Perlakukan manusia dengan alam dimaksudkan untuk memakmurkan kehidupan dunia dan akherat. Jadi manusia harus mentransendentasikan segala aspek kehidupan manusia. NDP yang digunakan PMII dipergunakan sebagai landasan teologis, normatif dan etis dalam pola pikir dan perilaku. Dati dasar-dasar pergerakan tersebut muaranya adalah untuk mewujudkan pribadi muslim yang berakhlaq dan berbudi luhur, dan memiliki konstruksi berfikir kritis dan progressif.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar